Selasa, 26 Januari 2010

kendaraan perang



pesawat tempur


DI SAAT Amerika mengembangkan jet tempur generasi ke-5, yakni F-22 dan F-35, diam-diam Rusia juga berbuat sama. Untuk ini pabrik pesawat Mikoyan Guverich bikin pesawat taktis berat-ringan dengan teknologi Logkiy Frontovoi Istretibel (LFI) yang dikenal dengan kode I-2000. Negara-negara barat menyebut LFI sebagai ‘Light Front Interceptor’.

Tapi yang jelas, pesawat yang edisi perdananya dioperasikan sejak 2005 lalu ini merupakan percepatan Rusia untuk mengimbangi superioritas kekuatan udara AS. Menurut Jane’s Defence Weekly vol 29, jet tempur LFI yang segala cuaca ini memang dipasang untuk duel di garis depan, baik untuk pertarungan udara ke udara maupun udara ke darat.

Manuvernya luar biasa dan perlengkapan radar maupun infra merahnya mampu mendeteksi cepat rudal yang diluncurkan dari darat maupun udara untuk secara cepat pula diantisipasi. Begitu pula dalam penyerangan siang dan malam. MiG I-2000 dirancang untuk bisa tinggal landas dan mendarat pada landas pacu pendek. Hal ini didukung sistem roda pendarat yang dirancang khusus, sehingga dengan daya dorong mesin yang jauh melebihi berat pesawat, maka jet tempur ini cepat dioperasikan di front terdepan pada saat gawat.

Sekilas I-2000 LFI ini mirip F-22 ‘Raptor’, tapi konstruksi sayap tengah dan belakangnya berbeda. Ukuran pesawat mendekati MiG-21 dan MiG-29. Berat pesawat saat tinggal landas sekitar 12 ton, maksimum 16 ton. Jet tempur baru Rusia generasi ke-5 ini diprioritaskan untuk tuntutan kebutuhan hingga 10 tahun mendatang.

Untuk ini diproduksi dengan dua versi, yakni LFI mesin tunggal yang menyerupai F-16 buatan Lockheed Martin, AS, dan LFI mesin ganda dengan menggunakan mesin RD-33 yang biasa dipakai buat MiG-29. Pembuatan I-2000 berorientasi pada pesawat multi peran yang jagoan pada duel udara. Tapi I-2000 dapat saingan dari Rusia sendiri, yakni S-54 buatan pabrik Sukhoi yang akan diekspor menyusul Su-27 dan Su-30. Konon, Iran sudah melirik ke MiG I-2000, karena jet tempur ini tergolong pesawat siluman yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi AS

Sejarah

Pada awalnya manusia menggunakan layang-layang untuk menakuti-nakuti musuh serta memberikan informasi tentang posisi baik kawan maupun lawan atau bahkan menakut-nakuti musuh. Kebiasaan ini dilakukan oleh bangsa Cina kuno. Kemudian pada layang layang dilengkapi dengan manusia untuk mengetahui secara detil posisi lawan. Penemuan balon udara dan Zeppelin juga mewarnai perkembangan pesawat militer. Digunakan mulai dari sekedar pengintaian dan digunakan sebagai pembom untuk mengebom posisi musuh. Tercatat diantaranya adalah Jerman yang memanfaatkan zeppelin untuk membom Inggris dalam Perang Dunia I. Dalam perjalanannya dibuat pesawat-pesawat dan dikembangkan untuk kepentingan peperangan dan pertempuran khususnya pertempuran udara.


Pesawat pada era Perang Dunia I (1911-1935)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Pada awalnya pesawat digunakan untuk mengintai posisi lawan di garis depan serta kepentingan komunikasi, karena sering berpapasan dengan pesawat lawan, maka pilot menggunakan pistol atau senapan untuk saling menembak. Kemudian pesawat dilengkapi dengan senapan mesin dan penembak (gunner) yang ditempatkan di belakang pilot. Posisi gunner sendiri pada awanya ada yang berkemampuan untuk menembak pesawat musuh dibelakangnya, atau didepannya.

Adalah Roland Garros, seorang penerbang Perancis yang membuat pesawat tempur yang dilengkapi senapan mesin langsung dikendalikan oleh pilot sehingga hanya dibutuhkan satu penerbang saja. Mulanya dipasang senapan mesin pada kokpit pesawat Morane Saulnier. Kemudian digunakan untuk menembaki pesawat pesawat Jerman. Pilot-pilot Jerman terkejut karena saat itu baru pertama kali ada pesawat tempur dapat menyerang dari belakang pesawat lawan dengan satu orang pilot. Masalah muncul pada Roland Garros karena peluru mengenai baling baling dan dapat menghancurkannya. Untuk itu digunakan lapisan pelat baja pada baling balingnya. Selanjutnya digunakan alat Sincronize yakni alat yang dapat membuat antara putaran baling baling pesawat sinkron dengan penembakan senapan mesin sehingga peluru mencecar melewati celah baling-balingnya.

Kemudian bentuk dan teknis pesawat diperbaiki meskipun pada umumnya pesawat tersebut masih terbuat dari kayu. Umumnya pesawat pesawat tersebut menggunakan mesin radial sehingga tidak dilengkapi dengan antifreeze (anti beku) sehingga mesin pesawat harus dibersihkan dari cairan baik pelumas ataupun bahan bakar. Muncullah rancangan rancangan yang dikenal pada zamannya seperti Triplane (Pesawat dengan sayap bersusun tiga), Biplane (pesawat dengan sayap bersusun dua). Ataupun pesawat berukuran raksasa untuk pembom seperti Ilya Muromet's (Rusia).

Pada Generasi ini dikenal pesawat-pesawat Fokker, Sopwith Camel, Gotha (bomber) dan lain lain dengan pernerbang penerbang seperti Baron von Richthofen, Manfred von Richthoven (Jerman) dan lain lain

Pesawat pada era Perang Dunia II (1939-1945)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Pada masa Perang Dunia II, bentuk pesawat mengalami perubahan yang lebih jauh daripada era sebelumnya. Perubahan itu diantaranya meliputi, bahan yang digunakan, desain pesawat, mesin pesawat, cokpit serta dilengkapi dengan sistem radio bahkan ada yang dilengkapi radar. perubahan tersebut seiring dengan perkembangan tekhologi pada masa itu misalnya radar pada sistem pertahanan melengkapi lampu sorot (search light) yang dapat mencium jejak pesawat lawan pada jarak yang jauh serta berbagai cuaca dan waktu. Mesin pesawat yang tidak lagi menggunakan bentuk radial serta dilengkapi dengan sistem injeksi bahan bakar seperti Messerschmit yang memungkinkan pesawat dapat bergerak lebih lincah serta dapat distarter langsung dari kokpit tanpa bantuan staf darat. Bahkan menjelang akhir perang mulai diluncurkannya pesawat bermesin jet seperti Gloster Meteor dan Messerschmitt Me-262. Bahan pesawat yang terbuat dari metal sekalipun penemuan radar membuat pesawat tersebut mudah diketahui pihak lawan. Desain pesawat yang lebih ramping streamline terlebih-lebih menjelang akhir perang.

Dari sistem senjata selain dilengkapi senapan mesin baik kaliber 7,7 mm, 12,7 mm, sampai 20 mm bahkan ada yang dilengkapi roket seperti halnya P-51 Mustang dan Me-262.

Pada saat ini juga digunakannya pesawat tempur yang diluncurkan dari Kapal Induk meskipun diperkenalkan oleh Angkatan Laut Inggris pertama kali pada tahun 1912. Terlebih lebih di medan pasifik dimana pertempuran lebih banyak terjadi di lautan antara Jepang dengan Amerika.

Pada masa ini dikenal pesawat seperti Messerschmit Bf 109, Focke Wolf (Jerman) , Spitfire, Hurricane (Inggris), P-51 Mustang, P-38 Lightning (USA), Mitsubishi A6M2 Zero, Hayabusha (Jepang). Lavochkin, Sturmovik (Rusia). Serta mengenal jagoan jagoan (Ace) di udara diantaranya Mayor Eritch Hartmann (Jagoan dari segala jagoan, lebih dari 300 pesawat lawan dijatuhkan, dari Jerman), Peltu Hiroshi Nishizawa, Saburo Sakai, Ohta (Jepang).



Pesawat pada era pesawat Jet (1950-1970)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Mulai diperkenalkannya pesawat tempur jet oleh Jerman dan Inggris membuka era baru pesawat tempur. Terlebih lebih setelah menyerahnya Jerman (1945) sehingga banyak para ahli dari Jerman yang dibawa oleh pasukan Sekutu (Aliansi) untuk mengembangkan teknologi negara negara sekutu. Selain negara negara sekutu, Uni Soviet juga tertarik mengembangkan pesawat bermesin jet sekalipun bermodalkan mesin jet hasil bantuan Inggris Rolls Royce Nene yang tiruannya digunakan pada pesawat tempur MiG-15.

Perang Korea menjadikan saksi pertempuran pesawat tempur bermesin jet pertama sepanjang sejarah. Tercatat berbagai jenis pesawat tempur bermesin jet terlibat antara lain MiG-15 Fagot (Rusia), F-86 Sabre, p-86 Shooting Star (Amerika Serikat) selain pesawat pesawat bermesin baling baling era Perang Dunia II seperti P-51 Mustang, B-25, B-26, B-29 (AS), Yak-3, Il-2 Sturmovik (Rusia).Meskipun saat itu pesawat pesawat tempur jet masih dilengkapi pisir untuk menembak.

Dalam perkembangan selanjutnya, dan terjadinya pertempuran pertempuran besar yang menghiasi kurun waktu tersebut antara lain pertempuran Arab Israel, Krisis Suez, Perang 6 Hari, Perang Yom Kippur, Insiden Tiongkok Taiwan, Perang Vietnam, serta Ancaman Tirai Besi Uni Soviet membuat cepatnya perkembangan pesawat pada era ini. Dilengkapinya rudal berpenuntun infra merah pencari panas, rudal dan bom berpandu laser, Radar pada pesawat membuat peralatan pada kokpit menjadi bertambah tidak hanya sebatas pisir pembidik senapan. Masing-masing pihak berlomba-lomba membuat pesawat tempur yang tekhnologinya selalu diperbaharui.

Pada masa ini dikenal dengan pesawat-pesawat seperti F-86 Sabre, F-100 Super Sabre, F-102 Delta Dagger, F-106 Delta Dart, F-105 Thunderchief, F-5 Tiger II, A-4 Skyhawk (AS), MiG-15 Fagot, MiG-17 Fresco, MiG 19 Farmer, MiG 21 Fishbed, Su-7 (Uni Soviet), Mirage IIIC, Mytere, Super Mystere (Perancis), Vampire (Inggris).



Pesawat pada era Penyempurnaan Teknologi (1970-Sekarang)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Pesawat pada era Penyempurnaan Teknologi terjadi pada tahun 1970-an sampai sekarang, penyempurnaan terjadi khususnya dibidang teknologi radar, avionik serta sistem persenjataan. Khususnya berdasarkan pengalaman pada perang-perang yang terjadi pada era sebelumnya.

Dari bentuk bentuk pesawat yang didesain memiliki Angle of Attack (Sudut Serang) yang tinggi sehingga didapat bentuk pesawat yang terkesan halus, "cakep" dan tidak segarang dan sekasar era sebelumnya namun memliki kemampuan yang melebihi era sebelumnya. Mesin yang mampu memberikan daya dorong tinggi tetapi juga diusahakan hemat bahan bakar. Antena radio dan Radar yang lebih sensitif dibandingkan pada masa lalu yang bahkan tidak dilengkapi radar sama sekali-bahkan didesain untuk mencium lawan yang lebih jauh bahkan sebelum pesawat lawan dapat dilihat oleh mata dapat dihancurkan sehingga memunculkan rudal rudal berpandu yang memiliki jangkauan lebih jauh dan ditembakkan dari segala arah seperti AIM-7 Sparrow, AIM-9 Sidewinder (yang disempurnakan), AIM-50 pohenix sampai AIM 120 AMRAAM, AA 13 Archer, Matra Magic, Bom bom berpresisi tinggi seperti Maverick, Durandal, yang terus menerus disempurnakan sampai [[rudal anti radia si]] HARM dan sejenisnya.

Perang Afghanistan dan Insiden Lembah Bekka (1982) menjadikan ajang promosi kehebatan pesawat-pesawat tempur tetapi juga ancaman-ancamannya. Semakin sensitifnya radar pertahanan serta rudal anti pesawat sekalipun diluncurkan dari bahu macam stinger, Sa-7 Grail dan Mistral misalnya membuat pesawat tempur dilengkapi perlengkapan bela diri semacam flare dan decoy serta penambahan piranti pengacau radar dan ditambahkannya peralatan segala cuaca seperti FLIR (Forward Looking Infra Red/Penjejak jarak jauh infra merah) membuat pesawat tersebut semakin berat dan semakin mahal disisi lain pesawat harus semakin lincah untuk segala situasi. Dengan demikian memunculkan konsep baru yakni pesawat multirole (multi fungsi).

Terlebih lebih munculnya teknologi anti radar memunculkan pesawat multi fungsi berteknologi steatlh yang merupakan langkah wajib untuk pesawat tempur generasi abad 21, seperti F-22 Raptor, F-24 dan JSF (Joint Strike Fighter).

Pada masa ini juga dikenal pesawat pesawat dari beberapa negara baru yang mengejar ketertinggalan mereka dengan negara negara yang sudah maju lebih awal dalam teknologi pesawat tempur selain dengan alasan mengejar ketertinggalan dan mengurangi ketergantungan serta berusaha berswasembada dalam memenuhi kebutuhan pesawat tempur, dengan cara membeli lisensi pesawat yang sudah ada atau membuat versi baru. Negara negara tersebut antara lain Israel, India, Cina dan Taiwan serta Jepang.

Pesawat generasi ini yang dikenal antara lain :

F-14, F-15, F-16, F/A-18, F-22 (USA), MiG 21 Generasi III, MiG 23 Flogger, MiG 25 Foxbat, MiG 29 Fulchrum, MiG 31 Foxhound, Su-22 Fitter J, Su-24 Fencer, Su-25 Frogfoot, Su-27, Su30, Su-35, Su-37 Flanker (Rusia), Mirage F-1, Mirage 2000, Dassault Rafale (Perancis), Tornado (Inggris), Eurofighter Thypoon (Uni Eropa), JAS-39 Grippen (Swedia), J-7 Skybolt, J-8 Finback, J-10, J-11 (Tiongkok), Kfir dan Lavi (meski hanya sekedar teknologi demonstrator; Israel), IDF Ching Kuo (Taiwan, LCA (India) serta Mitsubishi F-1 (Jepang)


Tank



Tank Amerika Serikat M1A1 Abrams.

Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utama tank adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan efek mentalnya terhadap infanteri.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Garis besar

Tank Merkava buatan Israel.

Tank adalah kendaraan tempur yang sangat kuat. Walau begitu, tank tidak beroperasi sendirian. Tank biasa dimasukkan dalam unit lapis baja pada pasukan terpadu, yaitu gabungan antara infanteri dan kavaleri lainnya. Tanpa dukungan unit lain, tank, walaupun memiliki pelindung tebal, tetap bisa dilumpuhkan oleh infanteri, ranjau, artileri, dan helikopter atau pesawat.[1] Tank juga tidak efektif di medan hutan dan perkotaan, di mana kemampuan jarak jauh tank jadi tidak bisa dipakai, penglihatan pengendara tank jadi terbatas, dan meriam tank mungkin tidak bisa berputar secara maksimal.

Tank pertama kali dipakai pada Perang Dunia I untuk memecahkan kebuntuan perang parit, dan peran tank lama-kelamaan berevolusi untuk mengantikan peran kavaleri. Istilah tank (tangki) muncul pada saat pembuatan tank-tank pertama di pabrik-pabrik di Inggris: para pekerja diberitahukan bahwa mereka sedang membuat sebuah kendaraan pengangkut air beroda rantai, jadi pembuatan kendaraan tempur ini bisa dirahasiakan.[2]

Tank dan taktik kendaraan lapis baja telah berevolusi selama hampir seabad. Walaupun sistem senjata dan pelindung tank masih terus dikembangkan, banyak negara yang mulai mempertanyakan kebutuhan kendaraan berat seperti ini, khususnya dalam era perang non-konvensional.[3]

[sunting] Sejarah

Artikel utama: Sejarah tank

[sunting] Perang Dunia I: Tank-tank pertama

Mark I Inggris pada Pertempuran Somme.

Kondisi pertempuran Perang Dunia I di Front Barat membuat Angkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyeberangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototipe tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915.

Tank pertama kali dipakai dalam perang ketika Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917.

Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melewati parit-parit yang lebar sekalipun.

[sunting] Perkembangan desain dan taktik

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan tidak masuk jalur produksi, tapi mempengaruhi desain banyak tank lain.

Pada masa di antara dua perang dunia ini, dikembangkan berbagai macam kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank sedang atau tank cruiser, lebih berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang berat, yang berjalan lambat. Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan infanteri. Pelindungnya yang berat membuatnya bisa tahan ditembak senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil melubangi garis pertahanan lawan, tank sedang akan dikirim melalui lubang tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini akhirnya dikembangkan oleh Jerman dalam konsep blitzkrieg.[4]

[sunting] Tank pada Perang Dunia II

Tank berat Jerman, Tiger I.

Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi melawan tank T-34 Soviet. Dan pada akhir perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank paling berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada akhir perang, tank sedang standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.

Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tapi kualitas suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan getaran yang besar yang dirasakan pengendara, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan membuat penembakan sambil berjalan menjadi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.[5]

Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting.[4] Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, jadi diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, sehingga berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan banyak meriam, seperti T-35 Soviet, ditinggalkan.

[sunting] Perang Dingin dan seterusnya

Kompi tank Polandia yang memakai T-54.

Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank. Tambahan ancaman perang nuklir dan kimia membuat tank juga dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya membuat tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.

Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan peluru kendali anti-tank jinjing yang merupakan hasil pengembangan dari bazoka pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan angkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.

[sunting] Perlindungan

Tank T-72 dengan balok perlindungan reaktif.

Tank tempur utama (Main battle tank, MBT) adalah kendaraan tempur yang memiliki perlindungan paling kuat di medan perang. Perlindungannya dirancang untuk melindungi tank dan pengendaranya dari semua bahaya, termasuk penetrator energi kinetik yang ditembakkan tank lain, peluru kendali anti-tank (ATGM) yang ditembakkan infanteri atau pesawat udara, dan ranjau. Tetapi jumlah perlindungan yang dibutuhkan untuk melindungi tank dari segala arah akan sangat berat dan tidak memungkinkan; oleh karena itu dalam perancangan sebuat tank harus ditemukan keseimbangan yang tepat antara perlindungan dengan berat.

Ada banyak jenis perlindungan. Perlindungan yang paling sering ditemukan adalah perlindungan pasif, yaitu lapisan logam, baja, atau keramik. Tipe perlindungan yang lain adalah perlindungan reaktif. Perlindungan reaktif ini meledak ke arah luar, dan merubah arah proyektil yang datang. Perlindungan reaktif akan berupa balok yang ditempelkan, bukan lapisan yang permanen. Perlindungan reaktif cocok dipakai melawan proyektil berhulu ledak dan perlindungan pasif cocok melawan proyektil penetrator energi kinetik.

Pembagian ketebalan lapis baja tidak merata. Pada umumnya, lapisan paling tebal ada pada bagian depan tank dan bagian depan meriam. Lapisan pada samping dan atas tank biasanya lebih tipis, sedangkan bagian belakang tank–khususnya bagian di atas mesin–memiliki lapisan yang paling tipis.

[sunting] Persenjataan

Senjata utama tank adalah meriamnya, yang ukurannya hanya dilampaui oleh howitzer artileri yang besar. Biasanya ukuran kaliber tank Barat adalah 120 mm dan tank Timur 125 mm. Meriam tank bisa menembakkan peluru penetrator energi kinetik (KE) dan peluru high explosive (HE). Beberapa tank juga bisa menembakkan rudal atau roket melalui meriamnya, yang dapat memperjauh jarak jangkauan dan memungkinkan untuk menghancurkan target udara. Pada umumnya tank memiliki senapan mesin yang sejajar (coaxial) dengan meriam utama. Senapan mesin ini umumnya berkaliber kecil antara 7,62 mm sampai 12,7 mm untuk digunakan menghadapi target infanteri, tetapi ada beberapa tank Perancis yang menggunakan senjata coaxial kaliber besar 20 mm seperti tank AMX-30, yang bisa digunakan untuk menghancurkan kendaraan lapis baja ringan. Selain meriam utama dan senjata sekunder, tank juga biasa dilengkapi dengan senapan mesin anti pesawat udara yang berada di atap tank.

Dahulu, meriam tank dibidik menggunakan mata saja sehingga kurang akurat, apalagi bila tank sedang berjalan ketika meriam akan ditembakkan. Sekarang tank modern memiliki banyak peralatan canggih untuk membantu meningkatkan akurasi. Giroskop digunakan untuk menstabilkan meriam utama; pengukur laser digunakan untuk menghitung jarak ke target; komputer digunakan untuk mengkalkulasikan ketinggian dan sudut tembak, dengan memperhitungkan kecepatan angin, suhu udara, dan faktor-faktor lainnya.

Tank M1 Abrams menembakkan meriam 120 mm.

Hampir semua tank tempur utama memiliki pelontar granat asap, yang dengan cepat bisa menyebarkan sebuah selimut asap yang akan melindungi tank bila sedang mundur atau disergap. Selimut asap ini tidak dipakai secara ofensif, karena asap juga akan menutupi penglihatan para penyerang, dan asap ini dapat memberitahukan kepada musuh bahwa serangan akan segera dilakukan. Tetapi pada beberapa tank seperti tank Perancis Leclerc, pelontar granat asap ini juga bisa digunakan untuk menembakkan gas air mata dan granat anti personel.

[sunting] Mesin

Mesin tank Leopard 2.
Penggantian mesin M1A1 Abrams.

Tank pada umumnya memakai mesin diesel, karena diesel tidak mudah terbakar walaupun terkena panas yang sangat tinggi. Pada beberapa rancangan, seperti pada tank Merkava Israel, tangki bahan bakar diesel diletakkan mengitari kru, dan secara efektif menjadi lapisan pelindung kedua. Selain itu, mesin diesel juga lebih ekonomis dan bisa memberikan jangkauan yang lebih banyak dari mesin lain. Kelemahannya adalah mesin diesel sulit untuk dinyalakan dan terasa kurang bertenaga. Selain itu, asap tebal yang dihasilkan juga menyulitkan untuk menyerang secara diam-diam. Penggunaan mesin bensin memiliki kelemahan yang bertolak belakang dengan mesin diesel. Bensin sangat mudah terbakar, mengharuskan tangkinya diletakkan jauh dari kru. Selain itu, jarak jangkaunya lebih kecil. Keunggulannya adalah mesinnya dapat lebih mudah dinyalakan dan bertenaga tinggi, serta suaranya lebih kecil dari mesin diesel dan mesin turbin. Tank-tank yang lebih baru seperti tank Leopard Jerman memiliki mesin pembakaran dalam multi-bahan bakar, yang dapat menerima diesel, bensin, dan bahan bakar lainnya.

Mesin turbin juga populer pada tank-tank terbaru. Mesin ini bisa mengeluarkan tenaga yang besar dan lebih efisien dari mesin lainnya. Kelemahannya adalah, pada kecepatan paling rendah pun mesin ini tetap mengkonsumsi bahan bakar seperti biasa, yang jauh lebih banyak daripada mesin lain pada kecepatan rendah. Pada Perang Teluk, M1 Abrams Amerika Serikat membakar banyak bahan bakar hanya untuk tetap menyalakan peralatan infra-merah dan elektronik lainnya, sementara tank lain dapat menghemat bahan bakar dengan menurunkan kecepatan mesin.

[sunting] Pergerakan

Roda rantai pada tank Leclerc.
Kendaraan pengangkut tank.

Sebuah tank tempur utama dirancang untuk memiliki mobilitas tinggi dan dapat melewati segala macam medan. Tank menggunakan dua atau empat tapak rantai untuk bergerak. Rantai ini digerakkan oleh sebuah roda besar di tiap tapaknya yang menyalurkan tenaga dari mesin. Roda rantainya yang lebar menyebarkan tekanan yang dihasilkan oleh beratnya tank, membuat tekanan yang dihasilkan dapat setara dengan kaki manusia.[6] Jenis medan yang sangat menyulitkan tank adalah tanah yang sangat lembut seperti rawa, dan medan berbatu yang memiliki batu-batu besar. Pada medan "biasa", tank diharapkan bisa berjalan dengan kecepatan 30–50 km/jam, dan kecepatan di jalanan bisa mencapai 70 km/jam.

Meskipun begitu, logistik pergerakan tank tidak mudah. Di atas kertas, atau ketika uji coba selama beberapa jam, sebuah tank memang memiliki kemampuan off-road yang mengungguli kendaraan roda biasa apapun. Di atas jalananpun, kecepatannya juga tidak jauh berbeda dengan kendaraan lapis baja beroda biasa. Namun dalam prakteknya, kecepatan tinggi tank hanya bisa digunakan untuk beberapa saat, sebelum terjadi kerusakan mekanis. Tank tidak bisa senantiasa berjalan pada kecepatan tertinggi, dan harus berhenti secara rutin untuk melakukan perbaikan pencegahan agar selalu siap untuk bertempur.

Karena tank yang tidak bisa bergerak merupakan target yang mudah bagi mortir dan artileri, kecepatan biasanya tidak dipakai secara maksimum, dan selalu diusahakan untuk selalu menggerakan tank dengan kendaraan pengangkut tank atau kereta api, untuk menghemat tenaga tank. Tank pada akhirnya akan bergantung pada kereta api dan infrastruktur rel kereta api, karena tak ada angkatan bersenjata yang memiliki cukup banyak kendaraan pengangkut tank untuk mengangkut semua tank mereka. Karena itulah, jembatan rel kereta api dan stasiun rel kereta api merupakan target utama bagi mereka-mereka yang ingin memperlambat laju serangan tank.

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ Eschel (2007), Assessing the performance of Merkava Tanks
  2. ^ Willmott (2003), First World War
  3. ^ Tomes (2004) in Relearning Counterinsurgency Warfare
  4. ^ a b Deighton (1979), Blitzkrieg, From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk.
  5. ^ Deighton (1979), Blitzkrieg, From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk, pp. 154
  6. ^ Thompson and Sorvig (2000), Sustainable Landscape Construction: A Guide to Green Building Outdoors, p.51

[sunting] Daftar pustaka

  • Ogorkiewicz, Richard M. (1991). Technology of Tanks. Jane's Information Group, Coulsdon, Surrey. ISBN 0-7106-0595-1.
  • Ogorkiewicz, Richard M.. Design and Development of Armored Fighting Vehicles.
  • Time Life Books editors (1990). The Armored Fist. Time-Life Books, Alexandria Va.. ISBN 0-8094-8608-3; ISBN 0-8094-8704-7; ISBN 0-8094-8705-5.
  • Weeks, John (1975). Men Against Tanks: A History of Anti-Tank Warfare. Mason Charter, New York. ISBN 0-88405-130-7; ISBN 0-7153-6909-1 (British printing).
  • Macksey, Ken. Tank Warfare.
  • Forty, G. The world encyclopedia of Tanks. Lorenz Books, 2006.
  • Col. Eshel, David (2007), Assessing the performance of Merkava Tanks, Defense Update
  • Wickert, Matthias (January 2007). "Electric Armor Against Shaped Charges: Analysis of Jet Distortion With Respect to Jet Dynamics and Current Flow". IEEE Transaction on Magnetics 43 (1): 426–429.
  • Tomes, Robert R. (2004), Relearning Counterinsurgency Warfare, Parameters
  • Deighton, Len (1979), Blitzkrieg: From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk, Fakenham: Fakenham Press Limited, ISBN 0-224-01648-2
  • Thompson, William J. and Sorvig, Kim (2000), Sustainable Landscape Construction: A Guide to Green Building Outdoors, Island Press, ISBN 1-55963-646-7

Lihat pula


Kapal perang

Kapal perang adalah kapal yang digunakan untuk kepentingan militer atau angkatan bersenjata. Umumnya terbagi atas kapal induk, kapal kombatan, kapal patroli, kapal angkut, kapal selam dan kapal pendukung yang digunakan angkatan laut seperti kapal tanker dan kapal tender. Di beberapa negara yang memiliki lautan yang membeku pada musim tertentu seperti Rusia dan Finlandia misalnya, kapal pemecah es juga digunakan.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Fungsi Kapal Perang

Kehadiran kapal perang dimulai ketika banyak kerajaan atau pemerintahan membutuhkan atau merasa perlu menegaskan posisinya di perairan sekaligus memberikan jaminan keamanan di perairan untuk melindungi negaranya dan aktivitasnya seperti nelayan dan perdagangan. Banyak gangguan keamanan di perairan yang harus dicegah, termasuk adanya serangan dari negeri-negeri lain yang lebih aman bila langsung ditangkal dari laut.

Selain itu, ada pula yang menggunakan kapal-kapalnya untuk merompak atau menjarah negeri-negeri lain melalui perairan. Bangsa Viking dari Skandinavia, banyak menjelajah lautan ke kawasan lain dengan kapal-kapal yang dikenal sebagai "Viking Longship" yang dirancang khusus. Pada masa penjelajahan, kapal-kapal dagang dirancang khusus menjadi kapal perang layarsehingga dapat pula mengangkut persenjataan seperti meriam, baik untuk sarana membela diri dari serangan bajak laut, ataupun bahkan untuk menguasai kawasan yang diinginkannya. Banyak bangsa barat seperti Spanyol dan Portugal menggunakan kapal perang layar jenis galleon yang digunakan untuk menjelajah samudera, mengangkut hasil dagangan atau bahkan jarahan sekaligus digunakan untuk berperang baik terhadap armada dagang saingannya, bajak laut, atau bahkan penguasa lokal yang tidak tunduk pada keinginannya. Pada abad-abad yang diawali dengan penjelajahan inilah yang kemudian berlanjut menjadi abad penjajahan terhadap bangsa lain dan mendirikan koloni-koloni baru.

Pada masa sekarang ini, khususnya negara-negara yang memiliki kawasan perairan, kebutuhan membangun Angkatan Laut dan kapal-kapal perang adalah penting. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan masing-masing negara. Sebagaimana Angkatan Udara, pembangunan Angkatan Laut bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di dunia perairan. Selain itu, membangun angkatan laut membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Tidak hanya untuk membangun jumlah armada yang dibutuhkan, melainkan juga untuk menjaga agar armada yang ada dapat beroperasi dengan baik. Umumnya, kemampuan negara-negara dalam menjaga kelangsungan operasi Angkatan Lautnya juga bergantung pada kemampuan perekonomian suatu negara. Namun juga dapat berarti bahwa mengoperasikan angkatan laut yang kuat juga dapat dianggap atau dipandang sebagai investasi untuk menjaga perekonomiannya. Untuk itu, kelangsungan kehidupan Angkatan Laut termasuk pula Angkatan Udara juga bergantung bagaimana kebijakan politik dan ekonomi termasuk pandangan suatu negara terhadap perkembangan politik kawasan yang pada saat ini dikenal sebagai geopolitik. Hal yang berbeda dengan Angkatan Darat dimana personel yang dipersenjatai, Angkatan Laut dan Angkatan Udara menganut filosofi "senjata yang diawaki". Manajemen dalam Angkatan Laut dan Angkatan Udara berbeda dengan Angkatan Darat.

Sebagai gambaran, besarnya biaya untuk menjaga agar armada Angkatan Laut tetap beroperasi, dapat diberikan gambaran sebagai berikut. Untuk melayarkan sebuah kapal jenis fregat kelas Van Speijk, membutuhkan 560 ton avtur yang harus disiapkan untuk satu minggu. Jumlah ini baru memadai, kalau kecepatan ekonomis sebesar 15 knot dipertahankan. karena dengan kecepatan penuh 30 knot menghabiskan 4 ton bahan bakar perjamnya. Sumber-sumber lain menyebutkan bahwa biaya untuk satu bulan kapal perang kelas Van Speijk ini beroperasi sama dengan biaya operasional satu batalyon pasukan darat selama setengah tahun. Dengan penemuan dan perkembangan teknologi dirgantara seperti adanya helikopter dan pesawat tempur yang dirancang khusus untuk kegiatan operasi Angkatan Laut, maka jarak jangkau sekaligus manajemen operasi armada dapat dioptimalkan, karena pesawat terbang dan helikopter dapat memperluas jangkauan pengawasan dan penangkal dengan kemampuan radar dan persenjataan yang dimiliki.

Perkembangan teknologi juga memungkinkan setiap angkatan bersenjata termasuk angkatan laut setiap negara dapat mengoperasikan armadanya sesuai dengan kebutuhan namun dengan daya pukul yang tidak kalah dengan negara yang memiliki angkatan laut besar. Angkatan laut dibanyak negara, mengoperasikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi dengan rudal dan torpedo dan kapal perang bertipe korvet yang dianggap cukup untuk menjaga wilayah perairannya. Sejarah mencatat, kapal-kapal kecil dan pesawat terbang yang dilengkapi dengan rudal antikapal khusus mampu menghancurkan armada angkatan laut lawan. Dalam Perang Dunia II, kapal perang sekelas battleship seperti Bismark, IJNS Yamato, HMS Price of Wales dan HMS Repulse ditenggelamkan dengan serangan torpedo dan bom yang diluncurkan dari pesawat udara. Kapal-kapal berukuran besar milik armada kekaisaran Jepang banyak dihancurkan atau dirusak oleh torpedo yang diluncurkan oleh Motor Torpedo Boat milik Angkatan Laut Amerika Serikat dalam pertempuran di selat Surigao, Filipina. Dalam perang enam hari, kapal jelajah Israel, Elliat dihancurkan oleh rudal rudal SS-N2 Styk yang diluncurkan oleh kapal patroli cepat kelas Komar milik Mesir. Serta kapal perang Inggris, HMS Shiffield yang dihancurkan oleh rudal exocet milik Argentina dalam perang Malvinas.

[sunting] Perkembangan Teknologi

Perkembangan Teknologi pada kapal perang tidak terlepas dari perkembangan teknologi pada dunia pelayaran pada umumnya. Pada awalnya dimulai dari kapal perang layar sederhana yang dilengkapi dengan pendayung seperti galley dan viking longship yang hanya satu dek tunggal dan dilengkapi pemanah, penyembur api atau pelontar. Penemuan senjata api dan meriam serta meningkatnya daya jelajah dan jarak tembak meriam memerlukan kapal-kapal jenis baru yang memiliki daya angkut besar dan daya jelajah jauh hingga samudera yang memunculkan kapal jenis galleon.

Dibutuhkannya materal atau bahan yang kuat untuk menahan tembakan meriam membuat industri kapal menggunakan bahan baja sebagai konstruksi dasar dan lambung kapal yang memunculkan kapal perang jenis ironclad yang berkembang menjadi kapal perang yang dikenal dewasa ini.

Sebagai tenaga penggerak, berkembang mulai dari layar dan pendayung, mesin uap yang menggunakan bahan-bakar batu bara dan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar minyak. Peralihan dari bahan bakar batu bara menjadi bahan bakar minyak ini sebenarnya menjadi dasar pemikiran munculnya konsep ketahanan energi. Konsep ini muncul dari pemikiran Winston Churchill yang kemudian menjadi perdana menteri Inggris, tentang bagaimana mendapatkan pasokan bahan bakar minyak untuk armada Inggris dan menjaganya, dimana pada saat itu dan bahkan hingga saat ini, bahan bakar minyak adalah komoditi yang langka, namun cukup praktis untuk teknologi mesin dan propulsi. Penemuan nuklir dan reaktor nuklir, memungkinkan upaya untuk menjadikan nuklir menjadi bahan bakar kapal khususnya sejak era paska perang dunia kedua yang akhirnya berkembang muncul menjadi kapal bertenaga nuklir seperti kapal induk, kapal jelajah dan kapal selam. Tercatat USS Nautilus menjadi kapal selam nuklir pertama di dunia. Keunggulan tenaga nuklir memungkinkan armada kapal dapat berlayar dalam jangka waktu cukup lama.

Perkembangan lain yang juga mewarnai kapal perang adalah penemuan radio, telegraf, radar, sonar dan sarana komunikasi dan navigasi yang memungkinkan kapal perang melakukan deteksi, komunikasi termasuk penyadapan yang semakin maju dan semakin teliti. Selain itu, perkembangan persenjataan mulai dari meriam hingga roket, rudal, ranjau dan torpedo membuat kapal-kapal perang memiliki banyak fungsi sehingga pembagian kelas dan peranan menjadi semakin kabur.


[sunting] Proyeksi Kekuatan Laut

Untuk mengatur operasi dan pengadaan armada Angkatan Laut, masing-masing negara memiliki proyeksi kekuatan laut yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingannya sendiri-sendiri. Namun demikian, pada umumnya ada tiga jenis proyeksi kekuatan laut yang dikenal oleh banyak negara maritim yakni Green Water Navy, Brown Water Navy, dan Blue Water Navy. Pembagaian ini pertama kali dipopulerkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, yang nyata-nyata saat ini telah menguasai ketiga jenis kekuatan tersebut.

[sunting] Brown Water Navy

Brown Water Navy adalah angkatan laut dengan kekuatan yang bisa melindungi serta mempertahankan wilayah perairan di sekitar pantai yang dikenal sebagai zona lithoral. Wilayah ini mencakup pesisir hingga laut lepas pantai berjarak ratusan mil. Wilayah inii merupakan bagian terdalam dari wilayah kemaritiman suatu negara dan disinilah terkonsentrasi hiruk pikuk lalu lintas lepas pantai serta kapal-kapal dari penegak hukum seperti polisi perairan, bea-cukai dan lain-lain.

Kekuatan Brown Water Navy umumnya terdiri atas kapal-kapal patroli dengan persenjataan defensif seperi meriam untuk tugas mendasar seperti operasi pantai dan perlindungan kegiatan ekonomi di perairan. Belakangan, dalam perkembangannya, kapal-kapal patroli tersebut dilengkapi dengan rudal-rudal ofensif anti kapal permukaan dan/atau torpedo dan didukung oleh kapal kombatan yang didukung dengna rudal-rudal serta torpedo untuk fungsi semacam itu. Kapal-kapal patroli cepat rudal atau torpedo sudah sangat memadai untuk fungsi-fungsi semacam itu.

[sunting] Green Water Navy

Satu tingkat lebih tinggi dari Brown Water Navy adalah Green Water Navy, dimana angkatan lautnya harus dapat memiliki kekuatan yang diproyeksikan hingga ke perairan antara batas terluar Brown Water hingga batas terluar laut dangkal, wilayah kepulauan dan pulau-pulau terluar dari suatu negara. Dimensi jangkauannya bisa mencapai ribuan mil. Kekuatannya berupa Kapal cepat rudal dan torpedo yang mampu menjangkau jarak 2000 mil. Selain itu juga memerlukan kapal jenis korvet dan fregat atau yang lebih besar dari itu termasuk kapal selam, karena kekuatan ini harus bisa diproyeksikan hingga perairan terluar dan perairan regional.

[sunting] Blue Water Navy

Blue Water Navy dimana proyeksi kekuatannya sudah menjangkau samudera dan perairan antar benua. Untuk menggambarkan kekuatannya dapat merujuk pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Dengan kekuatan seperti itu, mereka dapat memproyeksikan kehadiran kapal perangnya hingga ke seluruh penjuru dunia dengan gugus tugas kapal induk yang terdiri dari kapal induk sebagai inti, kapal jelajah, kapal selam dan kapal pendukung. Dengan kekuatan Blue Water Navy, Amerika Serikat dapat menghadirkan negaranya diperairan sebagai fungsi diplomasi dan politik.

Selain Amerika Serikat, beberapa negara besar seperti Inggris, Perancis dan Rusia, juga menghadirkan kekuatan lautnya meski dengan kepentingan diplomasi yang berbeda. Inggris, yang pernah dikenal dengan penguasa lautan, kini menghadirkan gugus operasionalnya dengan kapal induk yang lebih kecil, karena diarahkan untuk pertempuran antikapal selam. Sementara Rusia, sebagai inti dari Uni Soviet dulunya, lebih banyak menghadirkan kekuatan laut di penjuru dunia dengan kapal selam bertenaga nuklir.

[sunting] Jenis-jenis kapal perang

  1. Berdasarkan Era/Generasi
    1. Kapal perang layar
    2. Kapal Pre Dreadnought
    3. Kapal Post Dreadnought
  2. Berdasarkan Jenisnya
    1. Kapal induk
    2. Kapal kombatan
    3. Kapal patroli
    4. Kapal angkut
    5. Kapal selam
    6. Kapal pendukung
  3. Berdasarkan Sifat terhadap Radar
    1. Kapal konvensional
    2. Kapal siluman

[sunting] Sumber

  • Artikel Satuan Armada Barat, Terbang demi 4 Milyar Dolar, Majalah Angkasa No 5 Februari 2000 tahun X.
  • The Deadliest fast Attack Craft, Kapal-Kapal Cepat nan Mematikan, Edisi Koleksi Angkasa No. XLIII 2007


[sunting] Lihat pula